Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD

Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD. Download file format .pdf.

Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD
Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD

Keterangan:

Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD

Materi pada buku ini antara lain sebagai berikut: 
  1. Konsep pendidikan IPS dan karakteristik pendidikan IPS di SD
  2. Konsep waktu, perubahan, dan kebudayaan
  3. Teknologi dan masyarakat
  4. Konsep-konsep IPS dalam konteks lokal, nasional, dan global
  5. Peristiwa/masalah-masalah sosial aktual
  6. Pendekatan inkuiri dan problem solving dalam pembelajaran IPS 
  7. Media dan metode dalam pembelajaran IPS di SD
  8. Individu dan masyarakat
  9. Manusia dan lingkungan

Konsep Pendidikan IPS dan Karakteristik Pendidikan IPS di SD
IPS merupakan bidang studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.

Bidang studi IPS berasal dari negara Amerika Serikat dengan nama aslinya Social Stuies. Latar belakang dimasukkannya IPS ke dalam kurikulum sekolah karena munculnya masalah-masalah nasional sebagai akibat peristiwa G30S/PKI, salah satu masalah tersebut adalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.. Untuk itu pemerintah melakukan pembaharuan kurikulum, pendidikan dasar menjadi 8 tahun, penggabungan bidang studi yang serumpun. Tahun 1984 pemerintah memberlakukan kurikulum baru, di SD diajarkan IPS terpadu, SMP diajarkan IPS terkait, dan SMA diajarkan IPS terpisah. Sejak itulah pemerintah selalu melakukan perubahan kurikulum tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah- tengah msyarakat.

Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah- msalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. 
  1. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sudah melekat pada diri masing- masing individu dengan kadar yang berbeda sejak lahir. Namun secara formal baru dikenal setelah kita memasuki jenjang pendidikan formal.
  2. Kehidupan manusia itu banyak aspeknya meliputi aspek-aspek hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Aspek-aspek tersebut dipelajari dalam Ilmu-ilmu Sosial. Apabila aspek-aspek kehidupan tersebut dipelajari secara mendalam dan akademis maka akan melahirkan Ilmu-ilmu Sosial, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Psikologi. Ilmu Ekonomi, Ilmu Antropologi, Ilmu Sejarah, Ilmu Geografi, dan Ilmu Politik.
  3. Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang baik yang berguna bagi dirinya, masyarakat, dan negara.
  4. IPS merupakan integrasi dari Ilmu-ilmu Sosial. Kajian IPS adalah manusia dan lingkungan (fisik, sosial, budaya). Materinya digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat.
  5. Siswa SD masih dalam tahap operaional konkrit dengan ciri: perhatian mudah beralih dan terfokus pada lingkungan terdekat, mempunyai dorongan untuk menyelediki (inkuiri) terhadap sesuatu yang diinginkan, suka pada benda yang bergerak, dan kaya akan imaginasi. 

Konsep Waktu, Perubahan, dan Kebudayaan
Sejarah adalah rekonstruksi masa lampau tentang apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. Seorang sejarawan dapat menulis apa saja asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah.

Dimensi waktu dalam sejarah sangat penting, karena peristiwa yang menyangkut manusia itu terjadi dan berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity). Atas kesadaran manusia, maka waktu dibagi menjadi tiga dimensi yaitu waktu yang lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang dalam satu kontinuitas.

Sejarah bertugas untuk membuka peristiwa masa lampau manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan mengikuti perkembangan dari masa lampau hingga masa sekarang dan dijadikan pedoman di masa yang akan datang.

Manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalani hidup dan penghidupannya selalu mengalami apa yang disebut perubahan. Perubahan itu berlangsung terus menerus berlanjut dan berkesinambungan dari masa lampau hingga sekarang dan akan terus terjadi pada masa yang akan datang. Ada dua macam perubahan yaitu perubahan sosial dan perubahan kebudayaan, namun demikian keduanya tidak dapat dipisahkan secara tegas karena saling terkait. Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
  1. perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat,
  2. perubahan yang menimbulkan pengaruh kecil dan perubahan yang menimbulkan pengaruh besar, dan
  3. perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan ada yang berasal dari luar masyarakat (eksternal).

Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, tetapi diperoleh melalui proses belajar yang didukung oleh cipta, rasa, dan karsa. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat sukar manusia membentuk kebudayaan. Dengan adanya kebudayaan maka manusia dapat mempertahankan hidupnya. Kebudayaan meliputi kebudayaan yang bersifat material maupun kebudayaan yang bersifat non material.

Kebudayaan mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal, maksudnya unsur tersebut dimiliki oleh semua budaya manusia dari masyarakat sederhana sampai masyarakat modern. Menurut C. Kluckhohn unsur-unsur kebudayaan itu meliputi bahasa, sistem peralatan dan hidupdan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi, dan kesenian. Ketujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal itu menurut Koentjaraningrat mempunyai tiga wujud yaitu sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.

Teknologi dan Masyarakat
Produksi dalam arti luas adalah setiap tindakan yang ditujukan untuk menciptakan dan menambah manfaat atau nilai guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tindakan tersebut meliputi menciptakan barang baru, mengubah bentuk barang, memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain, mengatur waktu penggunaan barang, dan menciptakan suatu jasa.

Tujuan produksi bagi perseorangan atau perusahaan adalah mencari laba atau keuntungan, sedangkan tujuan secara nasional adalah meningkatkan kemakmuran.

Proses produksi dapat berhasil jika dipenuhi adanya faktor-faktor produksi yang diperlukan. Adapun faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah sumber daya alam (natural resources), sumber daya manusia (human resources), sumber daya kapital (capital resources), dan keterampilan pengusaha (skill).

Kegiatan produksi dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang yaitu bidang ekstratif, bidang agraris, bidang industri, bidang perdagangan, dan bidang jasa. Untuk memperluas kegiatan produksi tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu ekstensifikasi, intensifikasi, dan diversifikasi.

Distribusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang atau lembaga untuk menyalurkan atau memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi ini diperlukan, karena letak produsen.

Fungsi distribusi adalah untuk menyalurkan barang-barang dari produsen ke konsumen dan untuk memperlancar pemasaran.

Berdasarkan intensitasnya saluran distribusi dapat dibagi tiga yaitu saluran intensif, selektif, dan eksklusif. Lembaga-lembaga distribusi yang paling umum digunakan adalah grosir, agen, dan pedagang eceran.

Ketepatan waktu dalam melakukan distribusi sangat penting, karena pendistribusian barang yang tidak tepat waktu akan merugikan baik produsen maupun konsumen.

Alat distribusi yang diperlukan antara lain alat pengangkutan, alat penyimpanan, dan alat promosi.

Konsumsi adalah tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi manfaat atau nilai guna suatu barang dan jasa.

Secara garis besar barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian dan barang konsumsi yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur.

Suatu barang dikatakan mempunyai nilai karena barang tersebut berguna untuk dipakai dan dapat ditukarkan dengan barang lain dalam memenuhi kebutuhan. Nilai barang dibedakan menjadi dua yaitu nilai pakai dan nilai tukar.

Nilai pakai dibagi menjadi dua yaitu nilai pakai obyektif dan nilai pakai subyektif. Demikian juga nilai tukar dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar obyektif dan nilai tukar subyektif. 
  1. Ilmu Pegetahuan itu penting bagi kehidupan manusia, ilmu pengetahuan bercirikan: mempunyai obyek kajian, mempunyai ruang lingkup kajian, disusun secara sistematis, dan memunggunakan suatu metode.
  2. Teknologi adalah segala daya upaya yang dapat dilaksanakan olh manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik.
  3. Manusia dapat memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi secara singkatnya teknologi itu merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
  4. Teknologi sudah dikenal sejak manusia ada, sebagai buktinya telah terjadi revolusi di dalam masyarakat yaitu revolusi neolitik , revolusi hijau, revolusi industri, dan revolusi informasi. Semua ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat telah berkembang teknologi dari yang hanya sederhana sampai yang modern.
  5. Iptek diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan teknologi manusia dapat dipermudah pekerjaannya dan memenuhi keinginannya. Teknologi dapat dimanfatkan untuk mengolah sumber daya alam yang tersedia. Namun di sisi lainkita harus waspada terhadap dampak negatifnya yang dapat membahayakan ekosistem.
  6. Pendidikan berkualitas mutlak diperlukan untuk mencitakan SDM yang terampil dan cakap, ini merupakan modal untuk menguasai teknologi modern.

Konsep-Konsep IPS dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global
  1. Pada dasarnya kepedulian sosial masyarakat semakin menurun. Sebagai contohnya sifat gotong royonn dari waktu ke waktu mengalami pergeseran dalam hal arti dan maknanya. Oleh karena itu tugas seorang pendidik untuk menumbuhkan kembali sikap kepedulian dan kepekaan sosial tersebut.
  2. Guru-guru IPS harus dapat melihat isu-isu sosial dan permasalahan sosial yang sedang berkembang di masyarakat. Selanjutnya isu-isu tersebut dapat diangkat menjadi tema pembelajaran IPS.
  3. IPS merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial, misalnya geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan antropologi. Masing-masing konsep mempunyai kajian yang berbeda-beda.
  4. Konsep geografi, merupakan konsep keruangan, sejarah berhubungan dengan konsep waktu. ilmu ekonomi terkait dengan konsep kebutuhan hari ini dan hari esok, sosiologi terkait dengan konsep masyarakat dengan interaksi sosialnya, sedangkan antropologi terkait dengan manusia dan hasil kebudayaannya. 

Nilai merupakan ukuran baik dan buruk tentang tingkah laku yang dianut seseorang dalam kehidupan masyarakat. Sistem nilai budaya merupakan pedoman tertinggi bagi manusia. Sistem nilai tidak hanya mempengaruhi tingkah laku dan tindakan seseorang, tetapi dapat menjadi dasar untuk mencapai tujuan hidup.

Sikap/sikap mental melekat pada diri seseorang dan merupakan reaksi emosional seseorang terhadap lingkungannya baik secara positif maupun negatif. Sikap mental sangat dipengaruhi oleh nilai, pengalaman, dan pendidikan. Oleh karena itu IPS dapat dijadikan sarana untuk membina sikap mental siswa.

Dalam rangka membentuk sikap mental siswa ada tiga model, yaitu: mengamati dan meniru, menerima penguatan, dan menerima informasi verbal.

Nilai dan sikap merupakan dua faktor penting yang menentukan perilaku seseorang. Konsistensi hubungan antara sikap dan perilaku ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesempatan dan motivasi 

Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggungjawabannya. Namun dalam pembelajaran IPS tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.

Peristiwa/Masalah-Masalah Sosial Aktual
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen) dengan apa yang betul-betul terjadi (das sein). Apabila masalah tersebut terjadi berlarut-larut, maka akan menjadi masalah sosial. Masalah sosial berkaitan dengan nilai dan norma. Masalah sosial muncul karena ada kesenjangan antara tata kelakuan yang seharusnya berlaku dengan keadaan yang senyatanya terjadi dan berlawanan dengan hukum.

Masalah-masalah sosial ini juga didasarkan pada teori-teori sosial yaitu, teori Fungsionalisme Struktural dan teori Konflik. Teori Fungsionalisme Struktural menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari banyak lembaga yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri, namun saling terkait satu sama lain dan saling berinteraksi, sehingga kehidupan masyarakat selalu berada dalam keseimbangan.

Teori Konflik memandang masyarakat sebagai suatu arena dimana antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain saling berebut untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Benturan antara kelompok satu dengan kelompok lain itulah yang akan menimbulkan konflik, karena mereka memandang masyarakat bukan sebagai suatu sistem dimana di dalamnya terdapat suatu keseimbangan, saling ketergantungan, dan saling bekerja sama.

Masalah-masalah sosial ini biasanya dialami oleh individu, kelompok, masyarakat, maupun negara. Oleh karena itu masalah sosial ini terjadi dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional.

Contoh masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal, kemiskinan, kejahatan atau kriminalitas, masalah keluarga, pengangguran, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat. Masalah sosial dalam lingkup nasional, kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan, masalah lingkungan, konflik sosial. Masalah sosial dalam lingkup internasional, masalah lingkungan, terorisme.

Pada hakekatnya masalah-masalah sosial dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional itu tidak dapat dipisahkan. Masalah-masalah tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Jadi masalah dalam lingkup lokal dapat menjadi masalah nasional, masalah dalam lingkup nasional dapat menjadi masalah inernasional. 

Sejak manusia dilahirkan telah menghadapi masalah, dan masalah itu merupakan warisan secara turun temurun. Namun sebagai manusia yang berakal budi dan selalu dinamis senantiasa harus menghadapi masalah tersebut sebagai sesuatu kewajaran, bahkan sebagai suatu tantangan yang harus diselesaikan. Dengan menyelesaikan masalah berarti ada harapan untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.

Untuk memecahkan masalah, seseorang harus mengetahui bahasa masyarakat setempat, hal ini untuk memudahkan komunikasi dan menghindari terjadinya kesalahpahaman. Selain itu juga harus memahami aspek-aspek : sosial-budaya, sosial-ekonomi, sosial-psikologi, dan seterusnya. Karena tanpa memahami itu semua tujuan pemecahan masalah tidak akan tercapai, bahkan dapat menimbulkan masalah baru.

Dalam memecahkan masalah sosial perlu dirumuskan hipotesis, karena hipotesis merupakan dasar /landasan bagi peneliti, sehingga alternatif pemecahan masalah dapat dirumuskan secara tepat dan benar.

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah- masalah sosial, antara lain
  1. pendekatan ekologi,
  2. pendekatan sistem, dan
  3. pendekatan interdisipliner.

Pendekatan-pendekatan tersebut merupakan terapi/diagnose yang dapat mengungkapkan sebab-sebab utama, sebab-sebab tambahan, dan sebab-sebab pengiring dari suatu masalah sosial. 

Pendekatan Inkuiri dan Problem Solving dalam Pembelajaran IPS
  1. Inkuiri-dicavery-problem solving, adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan.
  2. Hal yang terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan dicarai tingkat pencarian alternatif pemecacahan masalah tersebut.
  3. Peran guru dalam inkuiri sebagai pembimbing, fasilitator, simulator, dan motivator. Misalnya guru mempersiapkan tugas, seting kelas, memberikan informasi jika diperlukan, dan membantu siswa untuk menyusun suatu kesimpulan, guru juga harus memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menjadi penguji kebenaran.
  4. Peran siswa sebagai pengambil inisiatif, bebas melakukan eksplorasi dan menentukan cara menemukan jawabannya sendiri.
  5. Inkuiri sangat bermanfaat bagi siswa, yaitu dapat mengembangkan keterampilannya dalam memecahkan masalah, meningkatkan potensi intelektualnya, menimbulkan rasa ingin tahu dan selalu ingin melacak sesuatu sampai menemukannya.
  6. Sumber belajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Namun apabila guru tidak mampu dan mau memanfaatkannya akan menjadi sia-sia. Untuk itu guru harus menyadari pentingnya sumber belajar dengan cara mencari sumber-sumber, kemudian dapat memanfaatkannya dan terampil mengoperasikannya. 

Munculnya masalah karena adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Masalah harus segera diatasi/dipecahkan. Bagaimana cara mengatasi/memecahkan. Secara umum ada tiga cara pemecahan masalah, yaitu secara otoritatif, ilmiah, dan metafisik. Masalah juga dapat dipecahkan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu: a. menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh motivasi yang kuat untuk menjawab permasalahan dan kemudian menemukan jawabannya.; dan b. menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari pemecahannya.

Pemecahan masalah menekankan pada terpecahkannya suatu masalah secara rasional, logis, dan benar. Metode ini juga menekankan pada pemikiran cara induktif.

Apabila guru mampu dan mau menerapkan metode pemecahan masalah secara benar, akan bermanfaat bagi siswa, karena pengalaman yang didapat siswa dapat menjadi bekal dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun ditempat kerjanya nanti. Namun demikian metode ini selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan.

Metode pemecahan masalah dapat diterapkan dengan hasil optimal apabila guru meimiliki kemampuan dan kemauan merencanakan dan melaksanakan sesuai langkah-langkah yang benar. Begitu pula siswa harus menguasai materi dan langkah-langkah tersebut. 

STM adalah pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan masyarakat. Tujuannya adalah menghasilkan peserta didik yang mampu memecahkan dan mengatasi masalah dalam lingkungan kehidunnya di masyarakat.

Pola keterpaduan sains, teknologi, dan masyarakat ada beberapa macam, yaitu keterpaduan proses dan produk, keterpaduan obyek, keterpaduan antar bidang, dan keterpaduan berbasis masalah. Jenjang/tingkatan SD kelas tinggi menggunakan pola keterpaduan berbasis masalah, sedangkan untuk kelas rendah menggunakan keterpaduan antar bidang studi.

Dengan pendekatan STM diharapkan siswa memiliki pengalaman dengan proses ilmiah. Penerapan ilmu harus selalu dikembangkan agar pengetahuan yang diperoleh di sekolah menjadi relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Antara sains, teknologi, dan masyarakat sangat erat kaitannya.

Kemajuan sains dan teknologi berdampak terhadap masyarakat, misalnya terjadi perubahan sosial, timbul masalah-masalah sosial, dan terjadi goncangan fisik maupun psikis di dalam masyarakat.

Peran IPS dalam kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi, adalah mengkounter berbagai masalah sosial. IPS juga dijadikan media dalam memberikan pemahaman tentang sains dan teknologi kepada masyarakat, khususnya siswa sebagai peserta didik. 

Media dan Metode dalam Pembelajaran IPS di SD
  1. Media sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar dari yang bersifat sederhana sampai yang canggih, karena media merupakan alat bantu mengajar.
  2. Media berfungsi sebagai alat yang membantu mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
  3. Media pembelajaran adalah segala alat bantu yang dapat memperlancar keberhasilan mengajar. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran harus dirancang, disiapkan, dipilih, dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai.
  4. Fungsi media dalam kegiatan belajar mengajar tidak lagi dipandang sebagai alat bantu yang digunakan apabila perlu atau sekedar selingan, tetapi sudah dipandang sebagai komponen dari sistem instruksional. Dengan kata lain bahwa media berfungsi membawa pesan/informasi atau pesan pembelajaran yang sangat dibutuhkan oleh siswa.
  5. Dalam pembelajaran IPS digunakan media yang banyak sekali macamnya. Selain itu terdapat pula cara mengklasifikasikan media pembelajaran atas dasar kategori-kategori tertentu.
  6. Karena banyaknya media pengajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, maka seorang guru harus menguasai teknik memilih media. Dalam memilih media hendaknya memperhatikan faktor-faktor: kemampuan siswa, tujuan penggunaan, isi media, keanekaragaman media, waktu, tenaga, dan biaya.

Dewasa ini telah terjadi perubahan dalam dunia pendidikan, yaitu proses pembelajaran tidak sekedar menstransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan siswa harus menemukan sendiri pengetahuannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang berkualitas, guru harus menciptakan kondisi pembelajaran yang menantang, menyenangkan, mendorong eksplorasi, memberi pengalaman sukses, dan mengembangkan berpikir siswa

Pembelajaran berkualitas dapat terwujud apabila guru tepat dalam memilih metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Guru dituntut untuk menguasai berbagai macam metode pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Efektif tidaknya suatu metode ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya tujuan, bahan, siswa, kemampuan guru, alokasi waktu.

Setiap individu mempunyai karakteristik yang melekat pada diri individu tersebut. Sebagai akibat proses pendidikan yang disertai penanaman nilai dan norma-norma sosial-budaya, maka terjadilah person yang memiliki kepribadian. Kepribadian dapat dibina oleh lingkungan, tetapi kepribadian juga dapat mempengaruhi lingkungan, bahkan kepribadian dapat megendalikan atau merubah lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur kepribadian, meliputi pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.

Manusia sebagai individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu lainnya yang sekaligus mematangkan kepribadiannya. Dalam proses menjadi pribadi, individu dituntut dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya baik lingkungan fisik, maupun psikis baik dengan cara alloplastis maupun autoplastis.

Kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan mutlak, sebab sendirian saja individu tidak dapat hidup secara layak. Kebutuhan memudahkan hidup, menyadarkan individu untuk hidup berkelompok/menyatu dengan individu lainnya yang kemudian membentuk kelompok sosial.

Interaksi sosial meliputi hubungan antara orang perorangan dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok, dan antara orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial berguna untuk mempelajari masalah dalam masyarakat. Tanpa interaksi sosial tidak akan terjadi kehidupan bersama.

Perubahan sosial dapat dipengauhi oleh faktor dari dalam (intern) maupun fastor dari luar (ekstern). Berlangsungnya proses perubahan sosial disebabkan adanya fastor-faktor pendorong dan fastor-faktor penghambat. Jadi perubahan sosial itu dapat terjadi tergantung dari kondisi masyarakatnya. 

Masyarakat adalah, kelompok besar manusia yang relatif permanen, berinteraksi secara permanen, menganut dan menjunjung suatu sistem nilai dan kebudayaan, dan self supporting (memenuhi kebutuhan sendiri).

Setiap individu memiliki kedudukan (status) dan peran yang berbeda- beda, setiap individu harus berperilaku dan berperan sesuai dengan kedudukannya agar diterima dan diakui keberadaannya di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat berlaku sanksi, tujuannya adalah untuk menjaga keutuhan, keseimbangan, dan kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompoknya dapat tercapai.

Ada beberapa jenis peran di dalam masyarakat, antara lain:
  • peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan (actual roles),
  • peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved roles),
  • peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles)
  • peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah.

Norma yang berlaku di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda dari yang lemah sampai yang terkuat. Agar norma dipatuhi oleh anggota masyarakat, maka bagi yag melanggar norma dikenai sanksi. Berat ringannya sanksi disesuaikan dengan jenis pelanggarannya.

Pranata sosial adalah, himpunan kaidah atau sistem norma yang bertujuan menata atau mengatur pola kelakuan warga masyarakat tertentu yang lahir dari interaksi sosial yang menyangkut kedudukan dan peran sosial yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat, khususnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mendasar. 

Individu dan Masyarakat
  1. Manusia sebagai salah satu penghuni alam merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya. Manusia hidup dengan dengan akal dan pengetahuannya memanfaatkan lingkungan alam untuk kesejahteraan hidupnya. Bahkan sekarang terjadi perubahan, dahulu manusia dikuasai alam, sekarang terjadi sebaliknya manusialah yang menguasai alam. Maksudnya alam menjadi obyek yang harus dieksploitasi untuk kepentingan manusia. Akibatnya terjadi kelangkaan sumber daya alam.
  2. Eksploitasi manusia terhadap alam cenderung tidak memperhatikan kelestarian alam, akibatnya lingkungan alam menjadi rusak karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab.
  3. Masyarakat adalah organisasi kelompok manusia yang secara individu memiliki kebudayaan. Adapun fungsi kebudayaan bagi masyarakat adalah untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah segenap perasaan manusia.
  4. Perkembangan Iptek yang sangat cepat dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengakibatkan pemborosan sumber daya alam, yang pada akhirnya terjadi kemerosotan kualitas lingkungan.
  5. Pelestarian lingkungan alam perlu dilakukan, karena kemampuan daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas baik kuantitas maupun kualitasnya. Agar pengelolaan lingkungan hidup dapat berjalan dengan baik maka diperlukan perangkat: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Manusia dan Lingkungan
  1. Pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan lingkungan hidup, bertujuan untuk meningkatkan laju pembangunan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa di masa mendatang. Dalam rangka mengatasi kerusakan lingkungan, priorotas tindakan, adalah pelestarian lingkungan.
  2. Sumber daya alam jumlahnya terbatas, maka penggunaannya harus proporsional sehingga terjadi keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungan alam. Jika pemanfaataanya tidak hati-hati akan menurunkan kuantitas dan kualitas sumber daya alam dengan tingkat kecepatan melebihi pemulihannya. Selain itu dapat juga terjadi kelangkaan sumber daya alam.
  3. Air, merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Ironisnya sekarang terjadi kelangkaan air bersih, yang disebabkan pencemaran air dan tanah yang kadarnya sudah mencapai tingkat tinggi.
  4. Pertumbuhan penduduk, merupakan masalah pokok. Pertambahan penduduk berarti bertambah pula jumlah kebutuhan makan, air, tanah, dan energi. Eksploitasi sumber daya juga semakin meningkat. Akibatnya terjadi kelangkaan sumber daya alam, keanekaragaman hayati semakin berkurang, meningkatnya pencemaran air, udara, dan tanah. Oleh karena itu harus dilakukan usaha pengelolaan sumber daya alam secara bijaksanan.
  5. Kemajuan dan perkembangan Iptek, kelangkaan sumber daya alam diatasi oleh manusia dengan menciptakan barang alternatif. Inipun harus dipertimbangkan dampak negatifnya bagi kehidupan. Hal penting yang harus dilakukan oleh manusia adalah partisipasi aktif dengan melakukan konservasi, yaitu pemakaian secara bijaksana.
  6. Kenyataan sumber daya alam terbatas jumlahnya, sedangkan jumlah penduduk meningkat, untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya alam lingkungan dandengan tujuan untuk keberlajutan kualitas hidup ekosistem dari generasi ke generasi sepanjang masa.

File Preview:
Selengkapnya, silahkan lihat atau download Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD di bawah ini:

Buku Pengembangan Pendidikan IPS SD



Download: 
Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pendidikan IPS SD.pdf

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel