Tipe Soal Dan Cara Mudah Hitung Nilai Ujian Ulangan Atau Test Teknik Penskoran
3/09/2019
Selamat datang di blog Pendidikan terbaru, pada kesempatan yang berbahagia ini admin bakal share mengenai Tipe Soal Dan Cara Mudah Hitung Nilai Ujian Ulangan Atau Test Teknik Penskoran. Namun sebelumnya, silahkan anda baca terlebih dahulu ulasan berikut ini:
Setelah ulangan atau ujian diperiksa, yang perlu dilakukan selanjut nya adalah menghitung dan mencari nilai untuk mengetahui berapa nilai yang bisa dicapai. Pada dasarnya menghitung nilai hasil ujian itu mudah. Setiap pemeriksa hasil ujian pasti mampu menghitung berapa nilai yang telah dicapai seseorang (peserta didik) yang telah mengikuti ujian. Karena ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk menilai hasil ujian.
Namun didalam memeriksa hasil ujian ada juga hal yang bisa diperhatikan, yaitu tingkat kesulitannya soal. Karena bisa saja kita menganggap bahwa soal yang lebih sulit perlu mendapatkan skor yang lebih dibandingkan soal – soal yang mudah. Nah salah satu caranya adalah menghitung nilai ujian dengan teknik penskoran.
Menghitung nilai ujian dengan teknik penskoran adalah salah satu cara yang bisa dipakai untuk mencari nilai ujian berdasarkan perolehan skor yang disesuaikan dari ragam atau tingkat kesulitannya soal. Misalnya soal pilihan berganda yang dianggap mudah dalam pengerjaannya diberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar. Untuk soal isian diberi skor 3 untuk setiap jawaban yang benar. Sedangkan untuk soal uraian diberi skor 5 untuk setiap jawaban yang benar karena uraian dalam pengerjaannya lebih sulit dan biasanya membutuhkan jawaban yang panjang.
Lalu, setiap jumlah soal pilihan berganda, isian, dan uraian kadang beda – beda bagaimanakah cara menghitungnya? . berapa nilai yang bisa diberi setelah jumlah skor sudah didapat?. Bila ada pertanyaan lain boleh komen dibawah.
Berikut ini tipe – tipe formasi soal, cara menghitung skor, serta jumlah skor dan nilai yang diperoleh, mari di simak.
1. Tipe soal formasi 10 . 5
Yang dimaksud dengan soal tipe ini adalah 10 soal pilihan berganda dan 5 soal isian.
Soal tipe ini biasanya tidak ada uraian. Di tipe soal jenis ini pada pilihan bergada diberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar, jadi jumlah soal yang benar dikali 1. Sedangkan soal isian diberi skor 3 untuk setiap jawaban isian yang benar, jadi jumlah soal isian yang benar dikali 3. Setelah itu jumlah skor pilihan berganda dan isian dijumlahkan. Maka akan dapatlah jumlah skor maksimal untuk mendapatkan nilai ujiannya. Untuk lebih jelas silahkan lihat gambar dibawah.
2. Tipe soal formasi 15 . 10
Kalau soal tipe ini terdiri dari 15 soal pilihan berganda dan 10 soal isian. Soal tipe ini tidak ada soal uraian. Di tipe soal jenis ini pada pilihan bergada diberi skor 2 untuk setiap jawaban yang benar, jadi jumlah soal yang benar dikali 2. Sedangkan soal isian diberi skor 3 untuk setiap jawaban isian yang benar, jadi jumlah soal isian yang benar dikali 3. Setelah itu jumlah skor pilihan bergandan dan isian dijumlahkan. Maka akan dapatlah jumlah skor maksimal untuk mendapatkan nilai ujiannya. Untuk lebih jelas silahkan lihat gambar dibawah.
PG 15 X 2 = 30
IS 10 X 3 = 30
JML SCOR MAKSIMAL 60
PG 15 X 2 = 30
IS 10 X 3 = 30
JML SCOR MAKSIMAL 60
3. Tipe soal formasi 20 . 10
Pada tipe soal 20 . 10 ini juga tidak terdapat soal uraian. Pada jenis soal tipe ini berformasikan 20 soal pilihan berganda dan 10 soal isian.
Cara mencari nilainya mudah, yaitu pada pilihan bergandanya diberi skor 2 untuk setiap jawaban yang benar, jadi jumlah soal yang benar dikali 2. Sedangkan soal isian diberi skor 3 untuk setiap jawaban isian yang benar, jadi jumlah soal isian yang benar dikali 3. Setelah itu jumlah skor pilihan berganda dan isian dijumlahkan. Maka akan dapatlah jumlah skor maksimal untuk mendapatkan nilai ujiannya. Untuk lebih jelas bisa lihat gambar dibawah.
4. Tipe soal formasi 10 . 5 . 5
Untuk soal formasi 10 . 5 . 5 ini sudah lebih beragam karena terdapat soal uraian. Di soal tipe ini terdiri dari 10 soal pilihan berganda, 5 soal isian, dan 5 soal uraian. Karena tingkat kesulitan tipe soalnya berbeda maka di soal pilihan bergada diberi skor 2 untuk setiap jawaban yang benar, jadi jumlah soal yang benar dikali 2. Sedangkan soal isian diberi skor 3 untuk setiap jawaban isian yang benar, jadi jumlah soal isian yang benar dikali 3. Dan juga skor 5 untuk setiap jawaban soal uraian yang benar, jadi jumlah soal uraian yang benar dikali 5. Setelah itu jumlah skor pilihan berganda, isian dan uraian dijumlahkan. Maka akan dapatlah jumlah skor maksimal untuk mendapatkan nilai ujiannya. Untuk lebih jelas silahkan lihat gambar dibawah.
5. Tipe soal formasi 25 . 10 . 5
Tipe jenis soal yang ini juga terdapat 5 soal uraian, 10 soal isian, dan 25 soal pilihan berganda yang cara dan tingkat sulitan pengerjaan soalnya berbeda – beda. Oleh karena itu untuk pilihan berganda pada tipe formasi soal jenis ini diberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar, jadi jumlah soal yang benar dikali 1. Sedangkan soal isian diberi skor 3 untuk setiap jawaban isian yang benar, jadi jumlah soal isian yang benar dikali 3. Dan juga skor 5 untuk setiap jawaban soal uraian yang benar, jadi jumlah soal uraian yang benar dikali 5. Setelah itu jumlah skor pilihan bergandan, isian dan uraian dijumlahkan. Maka akan dapatlah jumlah skor maksimal sebagai acuan untuk mendapatkan nilai ujiannya. Untuk lebih jelas bisa lihat gambar dibawah.
Jadi pada umum nya skor pada soal pilihan berganda lebih rendah dibandingkan isian dan isian memiliki skor yang lebih rendah dibandingkan soal uraian. Dikarenakan tingkat kesulitan dan kedalaman soal untuk ketiga jenis soal tersebut berbeda. Sehingga memiliki skor yang berbeda dan perlu cara tersendiri untuk mencari nilai nya.
Demikian informasi terbaru dari blog pendidikan terbaru, terkait dengan Tipe Soal Dan Cara Mudah Hitung Nilai Ujian Ulangan Atau Test Teknik Penskoran