Pendidikan Ketarunaan SMK; Solusi Alternatif Pembentukan Karakter Siswa SMK Berbasis Khasanah Nusantara
8/28/2019
Berikut ini berkas mengenai Pendidikan Ketarunaan SMK; Solusi Alternatif Pembentukan Karakter Siswa SMK Berbasis Khasanah Nusantara. Download file format PDF. Berkas ini merupakan salah satu Vocational Education Policy, White Paper yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMK - Dirjen Dikdasmen - Kemdikbud RI.
Pendidikan Ketarunaan SMK; Solusi Alternatif Pembentukan Karakter Siswa SMK Berbasis Khasanah Nusantara |
Pendidikan Ketarunaan SMK; Solusi Alternatif Pembentukan Karakter Siswa SMK Berbasis Khasanah Nusantara
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan akhir-akhir ini tengah menjadi sorotan publik. Tidak hanya karena SMK dituding menyumbang pengangguran terbesar, namun juga ditambah dengan viralnya beberapa kasus kekerasan yang dilakukan oleh siswa/i SMK. Salah satu strategi yang dapat diambil menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan karakter melalui Pendidikan Ketarunaan. Kajian kebijakan ini mengupas tuntas tentang pentingnya pembinaan karakter melalui pendidikan ketarunaan di lingkungan sekolah, terutama di SMK. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa pendidikan ketarunaan efektif dalam membentuk pribadi peserta didik yang lebih baik dan berkarakter serta memenuhi kualitas standar dunia industri. Dalam rangka mensukseskan program ini, perlu adanya dukungan dan kerjasama dari seluruh pihak yang terlibat, baik dari siswa, guru, orang tua, dan berbagai lembaga yang terkait. Beberapa rekomendasi yang dapat diajukan guna efektifitas pelaksanaaan yaitu pengadaan Pendidikan Ketarunaan yang tidak hanya untuk siswa, tapi juga untuk guru, serta pelaksanaan ketarunaan yang didesain menarik, nyaman, menyenangkan, dan berkelanjutan. Selain itu perlu juga pendampingan sejak awal terkait persiapan dalam memasuki dunia kerja. Oleh karenanya Sekolah diharapkan agar menekankan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan dan mempersiapkan secara maksimal bekal dasar dalam mendapatkan pekerjaan. Pemerintah didorong agar membuat kebijakan agar SMK melaksanakaan pembinaan karakter melalui pendidikan ketarunaan minimal sekali dalam setahun.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tengah menjadi sorotan di media sosial beberapa waktu ini. Pasalnya tersebar berbagai aksi kekerasan yang melibatkan siswa-siswi SMK di lingkungan sekolah. Yang paling terbaru adalah adalah kasus kekerasan di SMK Pelayaran Bina Maritim Maumere, Kabupaten Sikka pada Juni 2019. Video kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah pelajar SMK ini beredar di media sosial Facebook serta layanan pesan whatsapp dan langsung menggebohkan warga, khususnya yang berada di Kabupaten Sikka. Alhasil, siswa yang melakukan tindak kekerasan itu pun harus melepaskan status siswa nya dan dikeluarkan dari sekolah.
Menurut Komisi Perlindungan Anak (KPAI), dari 4885 kasus yang dilaporkan ke KPAI tahun 2018, sebanyak 451 kasus atau 9.23% diantaranya merupakan pelaporan di bidang pendidikan. Kasus yang dilaporkan hanya sebagian kecil dari kasus yang terjadi, tidak sedikit tindak kekerasan terhadap anak yang tidak dilaporkan. Persoalan kekerasan akibat rusaknya moral tersebut tentu tidak bisa dibiarkan dan akan membahayakan bagi kehidupan dan kemajuan bangsa.
Di lain sisi, masalah pengangguran juga menjadi masalah yang tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan. Apalagi pengangguran dari lulusan SMK digadang-gadangkan menjadi penyumbang angka pengangguran terbesar di Indonesia untuk tiap tahunnya. Menurut BPS (2019), pada Februari 2019 tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK mencapai 8.63%, lebih tinggi 1.85% dibandingkan dengan TPT lulusan pendidikan yang setara (SMA). Tingginya angka pengangguran lulusan SMK ini tentu menjadi hal yang memprihatinkan, mengingat pendidikan SMK yang bertujuan untuk mencetak lulusan yang siap kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa daya saing lulusan SMK di dunia kerja masih belum memuaskan sehingga perlu adanya pemenuhuhan kebutuhan dasar yang harus dimiliki lulusan. Siswa tidak hanya perlu dibekali dengan kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang memadai, namun juga perlu adanya pemenuhan karakter yang baik (attitude).
Selain itu, karakter yang kuat juga diperlukan dalam mewujudkan mutu pendidikan yang baik dan unggul yang mampu menjalankan proses Pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, setiap warga negara Indonesia termasuk para pelajar sebagai generasi penerus bangsa diharapkan untuk memiliki kepribadian dan karakter yang baik guna menjadikan bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa lain.
Moralitas remaja yang memprihatinkan dan rendahnya daya saing SMK yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran ini sangat penting diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakann permasalahan-permalahan tersebut menentukan nasib dan masa depan serta kelangsungan hidup bangsa Indonesia umumnya. Perlu adanya langkah strategis untuk membentuk karakter siswa. Salah satu langkah yang dapat diambil adanya pembinaan karakter melalui pendidikan taruna. Pembinaan karakter melalui pendidikan ketarunan sebagai proses pembentukan akhlak anak bangsa perlu ditanamkan pada peserta didik sejak dini. Pendidikan ketarunaan ini diharapkan mampu menjadi pondasi dalam menyukseskan Indonesia Emas 2025.
Kajian kebijakan ini mengupas tuntas tentang pentingnya pembinaan karakter melalui pendidikan ketarunaan di lingkungan SMK. Hasil kajian diharapkan dapat membuka pemikiran kepada pihak-pihak yang terkait untuk menerapkan sistem ketarunaan di lingkungan sekolah sebagai langkah awal dalam mencetak siswa-siswa berkarakter baik sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan yang tertera pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tujuan kajian kebijakan ini adalah untuk mendeskripsikan urgensi dan proses pelaksanaan Pendidikan Ketarunaan di SMK. Diharapkan informasi yang dihasilkan dapat menjadi suatu pertimbangan bagi para pihak yang terkait dalam proses pembuatan rekomendasi serta dapat dijadikan perumusan kebijakan dalam pembangunan karakter siswa- siswi, terutama siswa-siswa SMK agar menjadi lulusan yang berkarakter baik dan unggul guna meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Kajian kebijakan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam rangka mengambil kebijakan terkait dengan perbaikan moralitas bangsa Indonesia, khususnya untuk lulusan SMK. Untuk pembaca, kajian kebijakan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi atau pembanding bagi kajian kebijakan berikutnya serta dapat memberikan landasan untuk kajian kebijakan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Selengkapnya mengenai isi dan susunan berkas paper Pendidikan Ketarunaan SMK; Solusi Alternatif Pembentukan Karakter Siswa SMK Berbasis Khasanah Nusantara ini, silahkan lihat pada file preview dan download pada link di bawah ini.
File Preview:
Download File:
Pendidikan Ketarunaan SMK; Solusi Alternatif Pembentukan Karakter Siswa SMK Berbasis Khasanah Nusantara.pdf
Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id