Macam-Macam Teknik Asesmen (Penilaian)
3/09/2019
Kurikulum 2013 k13 - Selamat datang di blog Pendidikan terbaru, pada kesempatan yang berbahagia ini admin bakal share mengenai Macam-macam Teknik Asesmen (Penilaian). Namun sebelumnya, silahkan anda baca terlebih dahulu ulasan berikut ini:
Untuk lebih mengenal dan memahami diri dan lingkungan peserta didik perlu dilakukan asesmen, agar bimbingan dan konseling yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan masalah konseli. Dalam pelaksanaannya, asesmen perlu dilakukan guru bimbingan dan konseling sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung. Karena asesmen merupakan pengumpulan data yang penting dan dilakukan dangan hati – hati sesuai dengan kaidahnya sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat diperoleh konseli dengan tepat.
Adapun teknik – teknik asesmen yang digunakan dalam bimbingan dan konseling terdiri atas teknik non tes dan teknik tes.
A. Teknik non tes
Ini merupakan alat bantu sederhana yang sengaja dirancang atau yang langsung dipakai oleh guru BK untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sehingga guru BK dapat memberi bantuan bimbingan dan konseling secara tepat. Adapun teknik non tes yang bisa digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi termasuk salah satu teknik non tes yang dilakukan dengan cara meninjau secara cermat dan melakukan pencatatan secara sistematis kepada hal – hal yang tampak pada objek yang diamati.
Observasi dikenal dengan pengamatan yang sering diterapkan dengan melihat secara cermat apa yang sedang atau apa yang telah dilakukan oleh sesuatu yang diamati. Sehingga observasi sagat berguna untuk guru BK, khususnya untuk mengetahui hal – hal yang tidak bisa diukur oleh alat ukur lain (alat tes).
Untuk membantu kegiatan observasi ada beberapa instrument observasi yang dibutuhkan untuk membantu kegiatan observasi seperti:
a. Daftar Cek
Untuk membantu pengamat mengamati sesorang secara sistematis, objektif dan merekam hasil obsevasi diperlukan daftar cek. Daftar cek merupakan daftar yang memuat aspek – aspek yang mungkin ada pada sebuah situasi, tingkah laku, dan kegiatan (individu/kelompok) yang akan diamati. Daftar cek ini berisi item – item pertanyaan atau tanda dari factor – factor yang relevan dengan masalah yang sedang diamati. Dalam penerapannya daftar cek sangat sederhana, karena tinggal memberikan tanda cek dari ada atau tidaknya aspek yang diamati pada daftar.
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian adalah alat pengumpulan data dalam observasi yang memuat daftar gejala tingkah laku yang dicatat/cek secara berskala. Skala penilaian mengandung penilaian individu yang biasanya terdiri dari suatu daftar yang berisi tanda – tanda atau ciri yang harus dicatat secara bertingkat, sehingga dalam penerapannya tinggal memberi tanda lingkaran atau cek pada tanda atau ciri yang nampak pada saat pengamatan. Skala penilaian ini dijabarkan dalam bentuk bilangan atau angka, dalam bentuk kata - kata deskripsi dan dalam bentuk grafis (grafis).
c. Catatan Anekdot (Anecdotal Records)
Catatan anekdot atau catatan berkala merupakan alat pencatatan pengamatan langsung suatu peristiwa yang dianggap perlu dari kondisi dan perilaku individu. Biasanya format catatan anekdot terdiri dari siapa objek sedang yang diamati dan table yang menerangkan tanggal, tempat, waktu, peristiwa, kejadian/pengamatan, dan keterangan.
2. Angket
Dalam bimbingan dan konseling di sekolah angket merupakan alat penghimpun sejumlah informasi yang relevan untuk keperluan bimbingan dan konseling. Angket berisi serangkaian pernyataan atau pertanyaan tertulis yang diajukan kepada konseli (responden) untuk memperoleh jawaban secara tertulis. Angket lebih efisien, ditinjau dari pembiayaan dan jumlah responden sehingga cocok digunakan bila jumlah reponden cukup besar. Adapun jenis – jenis angket, yaitu angket tertutup, angket terbuka, angket kombinasi terbuka tertutup, atau angket langsung dan angket tidak langsung.
3. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab dan bukan percakapan yang lazim digunakan sehari-hari. Karena wawancara dalam hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam bimbingan dan konseling. Sehingga tanya jawab dilangsukan dengan terencana, sistematis, dan terarah pada tujuan bimbingan dan konseling. Wawancara ada yang dilangsungkan secara tatap muka langsung dan dapat juga dilakukan secara tidak langsung seperti melalui media komunikasi telepon, internet dan lain –lain
4. Sosiometri
Untuk meneliti hubungan social individu maka teknik yang tepat untuk digunakan adalah sosiometri. Karena sosimetri merupakan cara mengumpulkan data untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap teman - temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan - kegiatan kelompok lainnya.
Sosiometri juga merupakan alat yang tepat untuk mengatahui stuktur social sekelompok individu dan kondisi hubungan antara peserta didik dan siapa yang perlu mendapatkan bantuan bimbingan dan konseling. Sosiometri dijalankan dengan cara meminta kepada setiap individu dalam kelompok untuk memilih anggota kelompok lain yang sesuai atau yang diminta di sosiometri. Setelah data diperoleh data dirangkum dalam matrik sosiometri dan penggambaran hubungan sosial dapat dibuat dalam bentuk bagan atau bentuk lajur, lingkaran atau bentuk bebas.
5. Outobiografi
Untuk bisa membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahan atau kesulitan yang mengganggu proses belajar dan menghambat perkembangannya. Guru bimbingan konseling menerapkan otobiografi sebagai alat pengumpulan data yang berupa cerita yang ditulis oleh peserta didik dari riwayat kehidupannya pada rentang waktu tertentu. Otobiografi ini berisi tentang berbagai kejadian yang pernah dialami, sedang dialami atau yang masih menjadi cita-cita/harapan. Dalam penerapannya, otobiografi terdiri dari 2 bentuk yaitu : berstruktur sesuai yang diminta oleh guru bimbingan dan konseling. Dan tidak berstruktur, yang mana peserta didik diberikan kebebasan dan keterbukaan untuk menulis otobiografinya.
6. Daftar cek masalah (DCM)
Daftar cek masalah sudah dikenal sebagai daftar cek yang khusus untuk mengungkap atau memancing masalah yang pernah dialami seseorang. Karena daftar cek masalah (inventory) merupakan daftar yang berisi kemungkinan masalah yang disusun untuk membantu atau memancing individu mengemukakan masalah yang dialaminya dan membantu guru bimbingan konseling memahami individu yang perlu mendapatkan bimbingan khusus.
Ada 11 kelompok masalah yang biasanya tertera dalam DCM yaitu: 1. Kesehatan, 2. Keuangan, 3. Pergaulan/social, 4. Agama/kepercayaan, 5. Pekerjaan/jabatan, 6. Keluarga, 7. Kepribadian/emosional, 8. Kemampuan/bakat, 9. Belajar, 10. Rekreasi/penggunaan waktu senggang, 11. Asmara percintaan.
7. AUM
Alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan masalah – masalah konseli dengan guru bimbingan dan konseling adalah AUM. AUM merupakan sebuah instrimen standar dan sederhana yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. Yang digunakan untuk membantu guru bimbingan dan konseling untuk bisa mengerti dengan benar seperti apa masalah – masalah yang dihadapi konseli. AUM terdiri dari 2 jenis yaitu AUM umum dan AUM PTSDL.
AUM umum digunakan untuk mengungkap dan memahami masalah – masalah umum yang secara menyeluruh dirasakan seseorang. AUM umum dibuat untuk mengungkap 10 bidang masalah konseli yang meliputi sejumlah item seperti :
a. Jasmani dan kesehatan, 25 item
b. Diri pribadi, 20 item
c. Hubungan social, 15 item
d. Ekonomi dan keuangan, 15 item
e. Karier dan pekerjaan, 15 item
f. Pendidikan dan pelajaran, 45 item
g. Agama, Nilai, dan Moral, 30 item
h. Hubungan muda mudi dan perkawinan, 25 item
i. Keadaan dan Hubungan dalam keluarga, 25 item
j. Waktu senggang, 10 item
Sedangkan AUM PTSDL merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan belajar konseli. Untuk membantu guru bimbingan dan konseling menentukan layanan bimbingan dan konseling yang khusus untuk masalah – masalah belajar maka guru bimbingan dan konseling perlu menjalankan AUM PTSDL. Didalam AUM PTSDL diliputi sejumlah item yang dikelompokkan atas lima bidang yaitu:
a. Persyaratan penguasaan materi pelajaran, 20 item
b. Keterampilan belajar, 75 item
c. Sarana belajar, 15 item
d. Diri pribadi, 30 item
e. Lingkungan belajar dan Sosio-emosiaonal, 25 item
8. Inventori tugas perkembangan (ITP)
Program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling yang tepat adalah yang didasarkan atas kebutuhan dan perkembangan siswa. Untuk membantu mengetahui dan memehami tingkat atau capaian perkembangan siswa instrument yang dapat digunakan adalah inventori tugas perkembangan, yang dikembangkan oleh Sunaryo dkk. Adapun tingkatan perkembangan dalam ITP terdiri atas tujuh, yaitu a. Impulsif, b. Perlindungan diri, c. Konformistik, d. Sadar diri, e. Seksama, f. Individualistik, dan g. Otonomi.
Format ITP berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pertanyaan yang harus dipilih oleh siswa. Setiap soal (kumpulan butir pertanyaan) terdiri atas empat butir pertanyaan yang mengukur satu sub aspek. ITP dapat disusun berdasarkan tingkatan sekolah, seperti kelas berapa dan tingkat MI / SD, MTs, MA, dan PT.
9. Catatan komulatif
Pada hakikatnya catatan komulatif ini digunakan sebagai penghimpun, penyimpan, mengabadikan dan memelihara data dalam bentuk kartu pribadi, map pribadi, atau buku pribadi. Catatan komulatif diperoleh dari interpretasi hasil data asesmen tes dan non tes. Karena Data yang tentang siswa perlu dicatat dan dirangkum dalam suatu system yang mudah digunakan atau untuk digunakan kembali dalam rangka membantu pencapaian tujuan bimbingan konseling yakni membantu siswa mengenali diri, memahami diri dan lingkungan dan mengembangkan potensinya.
9. Tes Who Am I
Cara membantu pembimbing agar dapat mengetahui sikap peserta didik terhadap dirinya sendiri dan membantu peserta didik mengenal dirinya sendiri agar mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap dirinya maupun lingkungannya adalah dengan melakukan tes who am I. Dalam tes who am I, responden diminta menanggapi pertanyaan dengan memberi tanda pada kolom yang sesuai keadaan dirinya sendiri.
11. Alat-Alat Mekanik
Untuk memudahkan dan membantu pelaksanaan pengamatan seperti wawancara dan observasi maka dibutuhkan alat – alat mekanik seperti tape recorde, kamera dan alat-alat elektronis optis yang digunakan untuk merekam data lainnya, sehingga dapat melengkapi data yang diperoleh.
B. Teknik tes
Teknik tes merupakan teknik yang sistematik untuk memahami peserta didik menggunakan alat tes terstandar yang bersifat mengungkap dan mengetahui karakter peserta didik. Bagi Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang telah memiliki lisensi melalui pelatihan sertifikasi dapat menggunakan instrumen tes yang telah dipelajari. Sedangkan bagi yang belum memiliki lisensi penyelenggaraan tes psikologis, sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga tes psikologis terpercaya.
Hasil tes nantinya akan mempunyai makna sebagai informasi bagi konseli. Hasil tes juga dapat membantu menyesuaikan layanan bimbingan dan konseling dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik/konseli. Untuk itu Guru bimbingan dan konseling atau konselor perlu memahami hasil tes, menginterpretasikan, dan menyusun rekomendasi berdasarkan hasil tes.
Hasil tes yang lazim digunakan untuk keperluan bimbingan dan konseling antara lain:
1. hasil tes kecerdasan
Tes inteligensi adalah tes untuk mengukur kecerdasan, kemampuan umum (IQ) konseli yang dipandang sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
2. Tes bakat
Tes ini bertujuan untuk mengungkap bakat yang merupakan kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. Hasil tes ini berguna untuk mengarahkan peserta didik pada bidang pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
3. Tes minat
Apa gunanya bakat tanpa adanya minat? . Nah tes minat juga perlu dilakukan untuk lebih mengenal peserta didik, membantu peserta didik menganal dirinya, dan melengkapi pertimbangan dalam arah pilihan pendidikan dan kariernya.
4. Tes kepribadian
Tes kepribadian sebenarnya serangkaian kegiatan untuk mengukur sifat yang mencerminkan sikap seseorang dalam menghayati emosi, hubungan social, dan motivasinya. Tes kepribadian terdiri dari dua macam teknik, yaitu teknik self-report inventory dan teknik proyektif.
5. Tes kreativitas
Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang – orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berfikir kreatif . Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang dianalogikan dengan IQ untuk intelegansi .
6. Tes sikap
Tes sikap barguna untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek – objek yang ada. Untuk pengukurannya biasanya menggunakan sebuah metode yang dapat mengekspresikan sikap seseorang terhadap suatu persoalan secara menyeluruh.
7. Tes prestasi belajar
Tes ini dimaksudkan untuk menentukan apakah konseli telah menguasai isi bahan ajaran tersebut, lazim di sebut asesmen autentik.
Sumber : M. Ramli dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling . Ditjen GTK Kemendikbud .
Tim Ahli. 2016. Panduan Oprasional Penyelanggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTK Kemendikbud
Sumber : M. Ramli dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian Bimbingan dan Konseling . Ditjen GTK Kemendikbud .
Demikian informasi terbaru dari blog pendidikan terbaru, terkait dengan Macam-macam Teknik Asesmen (Penilaian)